Sejarah kepemimpinan Universitas Pattimura memiliki dinamika yang tinggi. Secara umum, kepemimpinan Universitas Pattimura dikelompokkan menjadi tiga periode besar. Bagian ini membahas tentang kepemimpinan dan capaian yang diperoleh dalam tiga periode tersebut.
- Sejarah Kepemimpinan
1. Kepemimpinan Ketua Perguruan Tinggi (1956-1961)
Pada Periode ini, Perguruan Tinggi Maluku (PTM) yang masih swasta ini belum memiliki lembaga rektorat pada level institusi karena dikelola langsung oleh pengurus yayasan (JPTM). Pengelolaan kegiatan akademis langsung dibawah pimpinan Dekan Fakultas Hukum, sebagai fakultas tunggal PTM saat itu. Pola kepemimpinan tersebut berlangsung sampai perguruan tinggi Maluku (PTM) ini berubah menjadi Perguruan Tinggi Maluku–Irian Barat (PTMIB) pada tanggal 3 Nopember 1961-1962 dan dikelola oleh Jajasan Perguruan Tinggi Maluku dan Irian Barat (JPTMIB).
Periode kepemimpinan tersebut di atas belum banyak membawa perubahan yang berarti karena pada waktu itu masih terdapat banyak masalah yang belum terpecahkan. Banyak hal yang belum dilihat dan banyak cara yang belum diterapkan dan belum terdapat banyak tenaga staf definitif yang bias mendukung semua usaha pembinaan dan pengembangan Perguruan Tinggi Maluku. Perhatian lebih banyak dicurahkan pada perjuangan meletakkan dasar bagi pertumbuhan dan pengembangan Perguruan Tinggi Maluku. Pada waktu itu, meskipun dengan tenaga dan sarana serta prasarana yang terbatas, segalah usaha lebih banyak diprioritaskan pada bagaimana menjaga dan memelihara eksistensi lembaga perguruan tinggi tersebut, daripada perguruan tinggi ini seharusnya dikembangkan. Artinya, energi kepemimpinan lebih dipusatkan pada tahap peletakkan dasar sebuah pendidikan tinggi di Maluku, sehingga mereka belum terfokus pada upaya pengembangan Perguruan Tinggi Maluku, baik secara kelembagan maupun secara akademik.
2. Kepemimpinan Presidium (1962-1971)
Periode kepemimpinan Presidium dimulai sejak diturunkannya surat keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) RI Nomor 10899/UP/11/62 yang mengangkat Soetrisno Hamidjojo, SH sebagai Presidium Perguruan Tinggi Maluku dan Irian Barat. Dewan Presidium Perguruan Tinggi Maluku dan Irian Barat berlangsung sampai diturunkannya SK Presiden RI Nomor 66 Tahun 1963 yang mengubah status PTM-IB menjadi universitas negeri dengan nama Universitas Pattimura (UNPATTI) dan dipimpin oleh sebuah presidium. Sebagian besar anggota presidium terdiri dari pejabat anggota muspida Tingkat I Maluku yang karena tugas pokoknya sudah cukup berat tidak dapat melaksanakan pembinaan akademi secara intensif dan terarah.
Periode kedua kepemimpinan (PTMIB) sudah mulai menunjukkan tanda pertumbuhan. Hal itu dimulai dengan adanya upaya penegerian perguruan tinggi dan kemudian berujung pada penetapan sebagai universitas negeri dengan nama Universitas Pattimura (UNPATTI). Perkembangan tersebut membawa dampak yang sangat besar dikemudian hari dengan bertambahnya sejumlah fakultas dan jurusan baru.
Dari gambaran sepintas tersebut di atas, jelaslah bahwa bila periode kepemimpinan pertama, yaitu periode kepemimpinan ketua perguruan tinggi, prioritas kepemimpinan difokuskan pada upaya peletakan dasar kelembagaan dan memprtahankan eksistensi lembaga Perguruan Tinggi Maluku dari berbagai situasi politik yang kritis. Kondisi tersebut berbeda pada periode kepemimpinan kedua, yaitu periode kepemimpinan presidium, di mana fokus kepemimpinan lebih diarahkan pada peningkatan status perguruan tinggi pada level nasional dan perluasan skop akademik serta konsolidasi internal. Kurun waktu 15 tahun kepemimpinan Periode pertama dan kedua dari perguruan tinggi ini, yaitu antara tahun 1956 – 1971, meskipun diterpa dengan situasi keamanan dan kemelut politik yang tidak ringan namum banyak banyak hal telah dilakukan untuk mempertahankan dan mengembangkan lembaga perguruan tinggi ini. Berbagai hasil yang diperoleh cukup menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya.
3. Kepemimpinan Rektor (1971 – sekarang)
Sejak tahun 1971, Universitas Pattimura dipimpin oleh seorang Rektor dan Sekretaris Universitas dengan 5 Asisten Sekretaris. Tahap perkembangan berikutnya adalah perubahan bentuk kepemimpinan organisasi dari Sekretaris Universitas dan Asisten Sekretaris menjadi Pembantu Rektor, yang kemudian diubah menjadi Wakil Rektor. Perkembangan Universitas Pattimura secara terarah boleh dikatakan baru mulai sejak diangkatnya rektor pertama sampai periode rektor saat ini. Tantangan yang cukup dirasakan pada periode kepemimpinan rektor adalah keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan dana, dan konflik yang mendera Maluku sehingga kampus inti UNPATTI di Rumatiga-Poka dibakar. Konflik ini mendorong aktifitas UNPATTI terpaksa dialihkan pada lokasi-lokasi alternatif selama 3 tahun. Dalam kondisi ini, eksistensi UNPATTI tetap dipertahankan dan diperjuangkan dari upaya-upaya pihak yang ingin menutup atau membubarkan UNPATTI.
Nampak bahwa setiap periode kepemimpinan dan perkembangan UNPATTI sudah menghadapi permasalahannya masing-masing serta mempunyai rencana dan strategi kerja yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapinya. Dengan tetap menghormati semua usaha dan kemampuan baik yang telah diperlihatkan oleh kepemimpinan lembaga ini, namun pada dasarnya dapat dikatakan kondisi dan situasi yang terdapat pada periode pertama (periode kepemimpinan yayasan) belum menampakkan adanya kemajuan yang siginfikan karena tantangan kondisi aktualnya yang cukup berat, yakni masih dalam kondisi perintisan dimana kurangnya sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta stabilitas Negara Indonesia yang turut mempengaruhi. Pada periode kepemimpinan kedua (periode kepemimpinan presidium), sudah mulai kelihatan adanya kemajuan melalui proses penegerian perguruan tinggi dan peningkatan status menjadi universitas. Kemudian UNPATTI memasuki periode ketiga (periode kepemimpinan rektor). Pada periode ini UNPATTI mengalami kemajuan yang signifikan walaupun terdapat berbagai tantangan dan permasalahan baik dari dalam maupun luar UNPATTI.
- Kepemimpinan dan Capaian
Periode | Kepengurusan | Capaian |
Periode kepemimpinan Yayasan, Dewan Penyantun dan Dekan (1955 – 1961) | Ketua Yayasan: Frits M Pupela Dekan Fakultas Hukum: Mr. Chr. Soplanit Dekan Sospol: Mr. Drs. Ernst Utrecht | Peletakan Dasar UNPATTI dengan pendirian Perguruan Tinggi Maluku (PTM). Adanya asset gedung yang diserahkan oleh Kol. Herman Pieters dan Kol. Boesjiri |
HOTUMESE:
BERKEMBANG DALAM TANTANGAN